lowongan pekerjaan
dibutuhkan segera "guru pendamping/ aide teacher" yang bertugas untuk mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus dengan klasifikasi:
1. lulusan S1 (lebih diutamakan jurusan eksak)
2. laki-laki
3. usia kurang dari 30 th
apabila berminat segera datang langsung ke SMP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto, jalan Arjuna no. 6 jatiwinangun , purwokerto
maksimal 30 September 2011
Minggu, 18 September 2011
Minggu, 29 Mei 2011
Adaptasi di sekolah baru...........
Membantu anak beradaptasi di lingkungan baru
Rasulullah bersabda:
Seorang anak yang baru lahir bagaikan kertas putih, maka orang tualah yang mewarnai dia...
Hadist tersebut begitu singkat tapi mengandung beribu makna. Salah satunya adalah yang saat ini mungkin sedang dialami oleh sebagian dari kita. Disaat kita harus melepas anak kita di lingkungan baru. Berbagai gejolak timbul di dalam diri anak kita disaat akan memasuki lingkunagn barunya. Baik anak yang baru mau masuk play group, TK, SD, SMP maupun SMU. Rekasi yang akan ditimbulkan juga berbagai macam. Ada anak yang menyambutnya dengan sengan, biasa saja, ketakutan, penuh kekhawatiran dan lain-lain. Bahkan ada yang berpengaruh pada kondisi fisik anak tersebut seperti mulas (sakit perut) dan demam. Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka agar dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan barunya?
1. Membangun rasa percaya diri anak
Kita sebagai orang tua harus dapat memotivasi anak kita untuk selalu percaya diri dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada. Salah satu cara yang bisa kita tempuh adalah dengan menceritakan pengalaman-pengalaman kita sewaktu seusia mereka ketika pertama kali memasuki lingkungan baru. Berusaha untuk terus menyakinkan mereka bahwa ini adalah hal yang menyenangkan sehingga sudah seharusnya bersikap seperti biasa. Banyak beri pujian pada anak ketika anak mampu mengemukakan pendapatnya tentang sekolah barunya juga akan membantu anak lebih percaya diri.
2. Dengarkan isi hati anak
Hal ini sepele, tapi jarang kita lakukan. Kadangkala kita sibuk dengan persiapan yang mungkin hal itu tidak begitu penting bagi anak. Contohnya kita sibuk memilihkan sepatu, kaus kaki, tas, dan peralatan tulis yang cocok untuk anak kita. Sedikit-demi sedikit libatkan anak dalam kesibukan kita dalam mempersiapkan segalanya. Ajak anak untuk berbelanja perlengkapan sekolah sesuai dengan selera mereka (dalam batas wajar tentunya..) sehingga mereka merasa mempersiapkan sekolah adalah hal yang menyenangkan. Selain itu sering-sering mengajak anak diskusi tentang persipan-persiapan yang sudah dilakukan diselingi dengan pujian-pujian bila anak mengeluh. Misalnya “ Bu, Anis takut klo besok di sekolah g’ punya temen?” kita bisa menanggapinya dengan pujian “ Masa sih g’ ada yang mau berteman dengan anak ibu yang cantik ini” atau kata-kata lain yang sifatnya membangun kepercayaan diri anak. Cobalah untuk menjadi pendengar yang baik bagi anak kita. Setiap pulang sekolah usahakan untuk selalu menanyakan kejadian-kejadian yang terjadi disekolah, dan berilah apresiasi positif, Apabila anak menceritakan hal yang lucu cobalah untuk ikut tertawa lepas denganya, sehingga anak merasa dihargai.
3. Menanamkan rasa bangga bahwa sekolahnya adalah sekolah terbaik
Bawalah brosur tentang sekolah baru kemudian ceritakan kelebihan sekolah dibandingkan dengan yang lain pada anak. Kita awali dari kondisi fisik sekolah sampai pada visi dan misi sekolah. Apabila sudah tertanam rasa bangga di hati anak maka, insyaalloh anak akan merasa lebih dekat dengan sekolahnya.
4. Perkanalkan anak dengan lingkungan barunya
Cobalah beberapa hari sebelum hari pertama masuk sekolah, anak diajak jalan-jalan untuk lebih mengenal lingkungan barunya. Berjalan berkeliling melihat setiap ruangan, mencoba berbincang-bincang dengan orang yang ditemui, membaca tempelan yang ada di dinding akan lebih membuat anak dekat dengan sekolah. Untuk anak yang masih baru mau masuk ke play group, tk, ataupun SD tidak ada salahnya melakukan kunjungan berulang-ulang dan mencoba untuk menggunakan fasilitas mainan yang ada. Hal ini akan mengurangi perasaan ‘asing” anak terhadap lingkungan barunya
5. Jalin komunikasi dengan guru
Jalin komunikasi dengan guru terutama dengan walikelas. Hal ini akan mempermudah kita untuk memantau perkembangan anak. Anak juga akan merasa nyaman apabila dia tahu bahwa orang tuanya sudah kenal dengan walikelasnya. Tapi jangan sampai anak kita merasa di “anak emaskan” oleh wali kelas. Usahakan secara rutin kita meminta informasi dari guru tentang kondisi anak kita. Informasi yang kita dapat digunakan untuk bahan diskusi dengan anak. Terutama bagi kita yang menyekolahkan anak di play group, TK atau SD komunikasi intensif di awal-awal sangat dibutuhkan, sehingga perkembangan adaptasi anak di sekolah dapat terpantau dengan baik. Luangkan sedikit waktu kita saat menjemput anak untuk berdiskusi dengan guru.
Setelah kita mengetahui bahwa anak kita sudah bisa eksis di lingkungan barunya sedikit-demi sedikit kita lepas ketergantungnnya dengan kita. Luangkan waktu walaupun hanya sesaat untuk saling berbagi pengalaman antara orang tua dan anak. Orang tua dan anak saling menceritakan pengalaman yang dialami hari ini. Hal ini akan melatih keterbukaan anak dengan orang tua, sehingga orang tua dapat dengan mudah memantau perkembangan anak di sekolah. Semoga bermanfaat.
Sumpah Palsu....
Sumpah Palsu…….
“Ustadzah-ustadzah uangku hilang…..” sudah berkali-kali mungkin kita mendapatkan pengaduan seperti ini dari murid kita. Tidak hanya uang yang hilang tapi juga beberapa barang lain seperti buku, tempat pensil, dompet dan lain-lain. Apakah semua kasus kehilangan tersebut dapat terungkap? Ternyata tidak semua kasus kehilangan dapat dipecahkan. Banyak kasus yang berlalu begitu saja karena tidak ada petunjuk yang dapat kita gunakan.
Salah satu yang sering kita lakukan dalam menangani kasus pencurian adalah dengan mengambil sumpah dari teman satu kelas atau anak-anak yang dicurigai. Hal yang sangat memprihatinkan dan sering terjadi saat ini adalah ada anak yang berani bersumpah demi Alloh , akan tetapi setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut ternyata anak tersebut yang melakukannya. Astagfirullah hala’dzim…apa yang sebenarnya telah terjadi….apa karena sumpah demi Alloh adalah hal yang abstrak (akibatnya tidak langsung diketahui) sehingga banyak yang tidak takut? Atau mungkin kebanyakan anak-anak kita tidak tau tetang hakekhat sebuah sumpah? Dan apakah mereka tidak tahu akibat dari sumpah palsu?
Secara istilah, sumpah berarti menguatkan perkara yang disumpah dengan menggunakan nama Allah, atau salah satu dari nama-nama Allah, atau salah satu dari sifat-sifat Allah. Sumpah adalah sebuah hal yang sakral, sehingga seseorang tidak boleh main-main dalam bersumpah apalagi berdusta atau sumpah paslu, sekalipun terhadap perkara yang amat kecil. Rasulullah Saw bersabda:
“Barangsiapa mengambil hak seorang muslim dengan sumpahnya (yang dusta), maka sesungguhnya Allah mewajibkan baginya masuk neraka dan mengharamkan baginya syurga.” Seseorang bertanya: “Sekalipun terhadap sesuatu yang remeh ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “(Ya), sekalipun sebatang kayu arak (yang digunakan untuk bersiwak).” (HR. Muslim)
Ingat tidak kira-kira kata-kata apa yang sering diucapkan ketika seseorang bersumpah? Yap betul… “Demi Allah” adalah kata-kata yang sering seseorang gunakan ketika mengawali sumpahnya. Kata “Demi Alloh” digunakan untuk membuktikan sesuatu itu benar atau salah. Akan tetapi saat ini sering kita temui sumpah “Demi Alloh” digunakan untuk main-main saja. Seseorang mengucapkan “Demi Alloh” dengan ringannya, seolah tanpa beban bahwa apabila sampai berbohong maka Alloh akan sangat murka.
Dalam kehidupan kita kadangkala kita dengan mudahnya mengucapkan kata sumpah, seperti halnya ketika kita sedang bercanda dengan teman, kita dengan sengaja menyembunyikan barang milik teman kita, disaat teman kita menuduh kita, maka kita dengan sepontan mengucapkan “ sumpah…sumpah bukan aku yang menyembunyikan” sambil tertawa-tawa riang. Kira-kira klo kita terlalu sering bersumpah baik tidak ya?. Kebiasan bersumpah akan menyebabkan orang merasa tidak bersalah ketika berdusta dalam sumpahnya. Allah SWT berfirman: “Dan janganlah kamu mengikuti orang yang selalu bersumpah, lagi hina.” (QS. Al-Qalam:10)
Dalam firmannnya yang lain Allah Ta’ala melarang sumpah dijadikan sebagai alat menipu atau dengan kata lain sumpah palsu, “Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu diantaramu yang menyebabkan tergelincir kaki(mu) sesudah kokoh tegaknya dan kamu rasakan kemelaratan (didunia) karena kamu menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan bagimu azab yang besar.” (QS. An-Nahl :94).
Dari Abu bakar r.a, Rasulullah Saw bersabda: “Maukah kalian semua jika kuberitau tentang dosa paling besar diantar dosa-dosa paling besar ?” kami menjawab ” sudah tentu wahai Rasulullah.” lalu, sambil berbaring beliau Saw bersabda: “Pertama, syirik kepada Allah, lalu durhaka kepada orang tua…” lalu tiba-tiba Rasulullah duduk tegak dan bersabda: “yang ketiga sumpah palsu dan saksi palsu. “Rasulullah terus mengulang-ulang yang ketiga ini sampai para sahabat gemetar dan berkata: “seandainya Rasulullah diam” karena takutnya para sahabat mendengarkan kata sumpah dan saksi palsu yang diulang terus menerus oleh Rasulullah.” (Hr. Bukhari Muslim).
Hadits diatas menegaskan begitu berbahayanya sebuah sumpah palsu. Selain berbahaya karena merugikan orang lain juga termasuk dosa besar.
Akibat dari sumpah palsu memang tidak langsung kita rasakan. Akan tetapi dengan selalu mengingat adanya hari akhir semoga selalu memotivasi kita untuk lebih berhati-hati dengan lisan kita. Semoga artikel ini menambah wawasan kita bahwa sumpah adalah hal yang sangat besar dan kita lebih berhati-hati lagi dalam menggunakannya.
Semoga bermanfaat. Terimaksih
selamat pagi sekolahku
Selamat Pagi Sekolah ku……….
“Sekarang Jum’at, Sabtu, Ahad dan ….. oh no Senin… gimana ya… jadi deg-degan nih…” guman Akbar. “Perasaan baru kemarin libur….aku belum siap..klo besok senin dah berangkat ke sekolah….temenku baik-baik g’ ya?...nanti aku duduk sama siapa ya…? … Klo g’ ada yang mau duduk sama aku gimana donk?....kakak kelas ada yang mau kenalan g’ ya?... guru—gurunya ramah g’ ya?...” Itulah sedikit gambaran pertanyaan-pertanyaan yang akan muncul di saat awal mau masuk sekolah. Banyak kekhawatiran yang menghantui kita…(iiiiiihhhhhhhhhhh serem..)
Sttttt jangan salah di lain tempat banyak loh teman-teman kita yang justru merasa senang menyambut hari pertama masuk sekolah. Riang… gembira menyambut teman-teman baru , suasana baru, tempat baru, guru baru, dan biasanya juga tuh senang juga karena pakai baju seragam baru.
Sekolah baru yang pastinya akan mendatangkan tantangan tersendiri pula. Biar kita eksis di lingkungan baru so kita harus bisa menaklukkan tantangan itu… klo setiap hal baru kita jadikan tantangan maka akan menjadi menyenangkan. Trus apa sih tipsnya biar bisa tetap eksis di tempat yang baru???? kepengen tahu nih baca baik-baik ya…
1. Getting it!
Apa sih maksudnya? Cari tahu segala sesuatu tentang sekolah baru kita. Tata letak ruangannya, guru-gurunya, anak-anaknya, kegiatannya delel. Gimana ya caranya ! gampang baget kamu bisa main ke tempat baru tersebut, tanya-tanya tetangga yang sekolah ditempat tersebut, or jaman canggih kayak gini dah semestinya sekolah baru kita punya web site so tinggal klik aja donk.
2. Preparation
Persiapkan diri kita sebaik mungkin , klo ditempat baru memiliki kegiatan ekstra yang menguras banyak tenaga ..mulai sekarang dibiasakan nih yang namanya sarapan.
3. Shocking
Ditempat baru biasanya akan banyak “kejutan” yang pastinya klo kita bisa menikmatinya akan jadi menyenangkan. Persiapkan mental kita untuk bertemu dengan berbagai macam karakter orang
4. Low profile and Confidence
Percaya diri boleh tapi klo sampe over acting itu yang tidak boleh. Maksudnya mungkin baik biar bisa dikenal banyak orang tapi kalau sampai terlalu PeDe itu yang tidak baik. Aktif tetapi tetap low profile. Hal ini yang akan membuat orang lain penasaran dengan kita.
5. Joinning
Cobalah untuk bergabung dengan berbagai macam kegiatan di sekolah, selain dapat meningkatkan kepercayaan diri kita juga akan menambah teman baik teman satu angkatan atau kakak kelas.
Semoga tips di atas bisa mengubah kekhawatiran-kekhawatiran kita menjadi rasa penasaran yang ingin segera terjawab disaat hari pertama masuk sekolah…. Semangat …. Selamat pagi sekolah ku…
Rabu, 27 Oktober 2010
Parenting
“ANAK JADUL VS ANAK GAUL”
Kadangkala terbersit dalam pikiran kita kok anak sekarang tambah berani ya?? Perasaan waktu kita seumuran mereka, kita selalu patuh terhadap orang tua, medengar orang tua kita bersuara tinggi saja sudah membuat hati kita ciut. Tapi, apa yang terjadi saat ini sungguh berbeda, saat anak dinasehati oleh orang tuanya tidak ada rasa khawatir atau merasa bersalah. Bahkan sering kita temuai anak yang berani membantah kedua orang tuanya dengan nada tinggi dan kalimat yang tidak sopan. Itu semua sedikit gambaran prilaku anak zaman sekarang (yang katanya orang zaman modern, era globalisasi) selama di rumah, lantas bagaimana perilaku mereka di luar rumah??
Tempat ke dua yang banyak dihabiskan anak adalah di sekolah. Bagaimana perilaku mereka saat ini di sekolah dengan guru atau dengan teman-temannya? Pemandangan yang indah yang terjalin antara guru dan murid waktu kita sekolah dulu masih kita ingat dengan jelas. Apabila kita berjumpa dengan guru kita saling menyapa walau dengan senyuman dan sedikit anggukan kepala sudah membuat hati kita nyaman. Murid begitu hormatnya (menghargai) pada guru. Lain dulu lain pula sekarang. Saat ini hubungan antara guru dan murid sudah sangat akrab. Kadangkala bahkan ada murid yang belum bisa memisahkan kapan seseorang itu diposisikan sebagai guru yang pantas di hargai dan di hormati, dan kapan seseorang itu dianggap sebagai seorang teman. Kedekatan antara guru dan murid saat ini kadangkala disalah artikan oleh beberapa murid. Mereka menjadi lebih berani, kurang menghargai, kurang menghormati nasehat dari gurunya. Bahkan ada murid yang berani melawan guru ketika di nasehati dengan suara keras, bahkan dengan menunjukkan kejantanannya dengan menantang gurunya atau dengan memukul benda-benda disekelilingnya. Lantas apa yang sebenarnya terjadi saat ini? Salah siapakah ini semua? Salah guru dalam mendidik ataukah kesalahan orang tua dalam mengasuh?
Ada sebuah perumpamaan dari sahabat Ali R.A “Didiklah anak-anakmu, karena sesungguhnya mereka akan hidup di zaman yang bukan zamanmu.” Hal ini membuktikan bahwa pengalaman yang kita dapat dari orang tua kita dalam emndidik kita dari lahir sampai dewasa tidaklah cukup sebagai bekal kita untuk mendidik anak-anak kita. Kita dituntut untuk banyak belajar justru dari anak-anak kita. Langkah yang dapat kita lakukan untuk mengatasi gejolak anak kita antara lain:
1. Menjadi sahabat anak
Salah satu yang hal yang paling mudah yang dapat kita lakukan sebagai seorang sahabat adalah menjadi pendengar yang baik ketika anak kita bercerita, mengeluh atau bahkan bertanya. Jalin dengan komunikasi yang baik dan ngunakan bahasa yang asertif insyaalloh anak mau menerima kehadiran kita
2. Menjalin komunikasi yang baik dengan pihak sekolah
Kita tidak bisa mengingkari bahwa waktu terbanyak anak kita dihabiskan di sekolah. Sudah menjadi sebuah keharusan orang tua untuk senatiasa meminta dan memberi informasi terhadap sekolah tentang kondisi anak sehingga pengarahan yang dilakukan di sekolah dan di rumah dapat berjalan selaras dan seimbang.
3. Tidak mulu untuk senatiasa belajar menjadi orang tua
Banyak cara yang dapat dilakukan kita dalam menimba ilmu cara mendidik anak. Bahkan sekarang bayak situs tentang sekolah orang tua. Hal ini membuktikan menjadi orang tua adalah sebuah tanggung jawab yang besar dan tidak dapat dilakuakn dengan asal-asalan.
Semoga kita dapat sama-sama belajar untuk menjadi orang tua yang lebih baik lagi untuk anak-anak kita.
UMI PALUPI
SMP AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH PURWOKERTO
Kadangkala terbersit dalam pikiran kita kok anak sekarang tambah berani ya?? Perasaan waktu kita seumuran mereka, kita selalu patuh terhadap orang tua, medengar orang tua kita bersuara tinggi saja sudah membuat hati kita ciut. Tapi, apa yang terjadi saat ini sungguh berbeda, saat anak dinasehati oleh orang tuanya tidak ada rasa khawatir atau merasa bersalah. Bahkan sering kita temuai anak yang berani membantah kedua orang tuanya dengan nada tinggi dan kalimat yang tidak sopan. Itu semua sedikit gambaran prilaku anak zaman sekarang (yang katanya orang zaman modern, era globalisasi) selama di rumah, lantas bagaimana perilaku mereka di luar rumah??
Tempat ke dua yang banyak dihabiskan anak adalah di sekolah. Bagaimana perilaku mereka saat ini di sekolah dengan guru atau dengan teman-temannya? Pemandangan yang indah yang terjalin antara guru dan murid waktu kita sekolah dulu masih kita ingat dengan jelas. Apabila kita berjumpa dengan guru kita saling menyapa walau dengan senyuman dan sedikit anggukan kepala sudah membuat hati kita nyaman. Murid begitu hormatnya (menghargai) pada guru. Lain dulu lain pula sekarang. Saat ini hubungan antara guru dan murid sudah sangat akrab. Kadangkala bahkan ada murid yang belum bisa memisahkan kapan seseorang itu diposisikan sebagai guru yang pantas di hargai dan di hormati, dan kapan seseorang itu dianggap sebagai seorang teman. Kedekatan antara guru dan murid saat ini kadangkala disalah artikan oleh beberapa murid. Mereka menjadi lebih berani, kurang menghargai, kurang menghormati nasehat dari gurunya. Bahkan ada murid yang berani melawan guru ketika di nasehati dengan suara keras, bahkan dengan menunjukkan kejantanannya dengan menantang gurunya atau dengan memukul benda-benda disekelilingnya. Lantas apa yang sebenarnya terjadi saat ini? Salah siapakah ini semua? Salah guru dalam mendidik ataukah kesalahan orang tua dalam mengasuh?
Ada sebuah perumpamaan dari sahabat Ali R.A “Didiklah anak-anakmu, karena sesungguhnya mereka akan hidup di zaman yang bukan zamanmu.” Hal ini membuktikan bahwa pengalaman yang kita dapat dari orang tua kita dalam emndidik kita dari lahir sampai dewasa tidaklah cukup sebagai bekal kita untuk mendidik anak-anak kita. Kita dituntut untuk banyak belajar justru dari anak-anak kita. Langkah yang dapat kita lakukan untuk mengatasi gejolak anak kita antara lain:
1. Menjadi sahabat anak
Salah satu yang hal yang paling mudah yang dapat kita lakukan sebagai seorang sahabat adalah menjadi pendengar yang baik ketika anak kita bercerita, mengeluh atau bahkan bertanya. Jalin dengan komunikasi yang baik dan ngunakan bahasa yang asertif insyaalloh anak mau menerima kehadiran kita
2. Menjalin komunikasi yang baik dengan pihak sekolah
Kita tidak bisa mengingkari bahwa waktu terbanyak anak kita dihabiskan di sekolah. Sudah menjadi sebuah keharusan orang tua untuk senatiasa meminta dan memberi informasi terhadap sekolah tentang kondisi anak sehingga pengarahan yang dilakukan di sekolah dan di rumah dapat berjalan selaras dan seimbang.
3. Tidak mulu untuk senatiasa belajar menjadi orang tua
Banyak cara yang dapat dilakukan kita dalam menimba ilmu cara mendidik anak. Bahkan sekarang bayak situs tentang sekolah orang tua. Hal ini membuktikan menjadi orang tua adalah sebuah tanggung jawab yang besar dan tidak dapat dilakuakn dengan asal-asalan.
Semoga kita dapat sama-sama belajar untuk menjadi orang tua yang lebih baik lagi untuk anak-anak kita.
UMI PALUPI
SMP AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH PURWOKERTO
Jumat, 19 September 2008
video media pembelajaran
Kami menyediakan beberapa vedio pembelajaran hasil donwload. Semoga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
Langganan:
Postingan (Atom)